Cinta hanya untuk orang-orang jahat. Orang-orang dengan ketulusan mencintai tanpa melihat apapun kekurangan yang dicintai tidak kebagian jatah untuk mendapatkan cinta. Cinta seperti Jamur White Truffle yang cuma bisa dinikmati para konglomerat. Orang-orang miskin gak bisa bermimpi untuk memakan white truffle. Begitulah orang-orang tulus tidak dapat mendapatkan cintanya. Kenapa ini harus terjadi padaku? Sejak dulu aku dihadapkan pada teman-teman yang menghianatiku. Teman yang menusukku dari belakang, teman yang mengaku teman, tapi tersenyum merebut orang yang aku sayang. Orang yang mengaku teman, tapi diam saja ketika aku disakiti. Teman yang mengaku teman tapi menggoda kekasihku dibelakangku. Sebagian mungkin adalah hasil kesuuzhananku pada teman-temanku. Tapi sebagian yang lain adalah kenyataan. Sebuah kenyataan yang tidak bisa ku pungkiri untuk menjadi kesalah fahaman. Betapapun aku mencoba menganggap itu tidak seperti apa yang ku kira, tetap saja ternyata yang buruk adalah tetap buruk dan kenyataan tetaplah kenyataan.
Tidak hanya hari ini, sejak kemarin aku sudah mencoba dengan keras bahwa semua tidaklah seperti apa yang mereka katakan. Tapi ternyata aku terlalu buta untuk melihat kenyataan. Terlalu banyak kenyataan untuk ditidakkan. Yang harus ku terima adalah kenyataan bahwa seseorang yang sangat mengertiku, dapat membaca mataku, dengan tanpa dosa bermesraan dengan orang yang paling aku sayangi untuk saat ini dan beberapa bulan yang lalu.
Sama dengan cinta, keadilan hanyalah sebuah sejarah usang. Keadilan cuma ada difilm. Bukan dikehidupan nyata. Bila memang keadilan itu nyata, mengapa harus terjadi kejadian seperti ini? Seseorang yang mengaku tulus mencintaiku, meninggalkanku dengan alasan yang tidak pasti. Seseorang yang lain lagi mengaku menyayangiku tapi kemudian seperti tidak mengenalku setelah ia mengucapkan itu. Orang yang mengaku menyayangiku, mengatakan hal yang sama pada orang lain, setelah beberapa hari aku tidak bisa memberinya kabar karena kesibukanku membantu orang tuaku, dan aku sudah menjelaskan itu. Mungkin cinta memang tidak ada. Cinta hanya perasaan senang sesaat yang bersifat instan seperti mie cepat saji. Cepat masak dan cepat mengembang kemudian jadi tepung. Seperti itulah cinta, sepertinya. Orang yang paling ku cintai dan ku kagumi, ku segani dan ku hormati, menghianati orang yang mencintainya dengan tulus. Orang yang sudah menemaninya melangkah sejak ia belum jadi siapa-siapa. Orang yang pernah ia katakan padanya, bahwa ia mencintainya dan ingin menjadi pendamping hidupnya. Mungkin selamanya tidak akan ada cinta yang benar-benar tulus.
Dulu sempat berfikir bagaimana untuk menjadi dicintai. Aku menemukan diriku tak punya alasan untuk dicintai. Kata orang untuk jadi dicintai, kita harus jadi diri sendiri. Tapi aku menemukan dikenyataan oagn yang ku sayangi meninggalkanku karena orang yang sudah membohonginya. Benarkah menjadi diri sendiri adalah kuncinya? Tidak. Kata orang untuk jadi dicintai, melakukan yang terbaik untuk orang yang kita cintai. Aku menemukan orang dengan sikap sangat buruk sangat dicintai oleh oragn yang sangat ku kagumi. Benarkah untuk dicintai harus melakukan yang terbaik untuk yang dicintai ? Tidak. Mereka juga bilang, untuk dicintai kita harus membuka diri. Aku menemukan teman yang tidak supel, tidak luwes, dicintai bahkan digilai. Lagi-lagi cinta hanya teori yang tidak dapat dibuktikan. Cinta = Omong Kosong.
Sekarang aku harus menyembuhkan diriku sendiri.
Aku sedang menempuh jalan yang panjang dengan jurang di kanan dan kiriku. Aku sendirian, dan aku kesepian. Aku butuh orang lain, yang menemaniku melangkah. Tapi tak satupun awan membuka mentari memunculkan bayangan orang yang memberiku uluran tangan. Angin juga hanya membisu melihatku menangis. Aku harus melanjutkan langkahku sendirian tapi aku tidak ksanggup. Aku mencoba mengumpulkan keberanianku tapi aku tetap tidak sanggup. Aku tidak ingin mati konyol terjatuh ke salah satu jurang disampingku. Aku harus sampai ke puncak tanpa seorangpun, tapi lagi-lagi aku tidak sanggup. Kenapa hanya aku yang harus mengalami kesulitan seperti ini? Kenapa orang lain bisa tertawa dengan langkah mereka?
Semua terjadi begitu acak, dan membingungkan. Tapi senang dengan jawabannya. Aku senang aku bukan hanya pelarian untuknya. Meskipun aku tidak tahu apakah itu kebenaran atau kebohongan. Dia membuatku senang. Trimakasih tuhan, sudah membuatnya jadi dekat denganku. (Entahlah, aku tidak tahu seperti apa diriku)
Tidak hanya hari ini, sejak kemarin aku sudah mencoba dengan keras bahwa semua tidaklah seperti apa yang mereka katakan. Tapi ternyata aku terlalu buta untuk melihat kenyataan. Terlalu banyak kenyataan untuk ditidakkan. Yang harus ku terima adalah kenyataan bahwa seseorang yang sangat mengertiku, dapat membaca mataku, dengan tanpa dosa bermesraan dengan orang yang paling aku sayangi untuk saat ini dan beberapa bulan yang lalu.
Sama dengan cinta, keadilan hanyalah sebuah sejarah usang. Keadilan cuma ada difilm. Bukan dikehidupan nyata. Bila memang keadilan itu nyata, mengapa harus terjadi kejadian seperti ini? Seseorang yang mengaku tulus mencintaiku, meninggalkanku dengan alasan yang tidak pasti. Seseorang yang lain lagi mengaku menyayangiku tapi kemudian seperti tidak mengenalku setelah ia mengucapkan itu. Orang yang mengaku menyayangiku, mengatakan hal yang sama pada orang lain, setelah beberapa hari aku tidak bisa memberinya kabar karena kesibukanku membantu orang tuaku, dan aku sudah menjelaskan itu. Mungkin cinta memang tidak ada. Cinta hanya perasaan senang sesaat yang bersifat instan seperti mie cepat saji. Cepat masak dan cepat mengembang kemudian jadi tepung. Seperti itulah cinta, sepertinya. Orang yang paling ku cintai dan ku kagumi, ku segani dan ku hormati, menghianati orang yang mencintainya dengan tulus. Orang yang sudah menemaninya melangkah sejak ia belum jadi siapa-siapa. Orang yang pernah ia katakan padanya, bahwa ia mencintainya dan ingin menjadi pendamping hidupnya. Mungkin selamanya tidak akan ada cinta yang benar-benar tulus.
Dulu sempat berfikir bagaimana untuk menjadi dicintai. Aku menemukan diriku tak punya alasan untuk dicintai. Kata orang untuk jadi dicintai, kita harus jadi diri sendiri. Tapi aku menemukan dikenyataan oagn yang ku sayangi meninggalkanku karena orang yang sudah membohonginya. Benarkah menjadi diri sendiri adalah kuncinya? Tidak. Kata orang untuk jadi dicintai, melakukan yang terbaik untuk orang yang kita cintai. Aku menemukan orang dengan sikap sangat buruk sangat dicintai oleh oragn yang sangat ku kagumi. Benarkah untuk dicintai harus melakukan yang terbaik untuk yang dicintai ? Tidak. Mereka juga bilang, untuk dicintai kita harus membuka diri. Aku menemukan teman yang tidak supel, tidak luwes, dicintai bahkan digilai. Lagi-lagi cinta hanya teori yang tidak dapat dibuktikan. Cinta = Omong Kosong.
Sekarang aku harus menyembuhkan diriku sendiri.
Aku sedang menempuh jalan yang panjang dengan jurang di kanan dan kiriku. Aku sendirian, dan aku kesepian. Aku butuh orang lain, yang menemaniku melangkah. Tapi tak satupun awan membuka mentari memunculkan bayangan orang yang memberiku uluran tangan. Angin juga hanya membisu melihatku menangis. Aku harus melanjutkan langkahku sendirian tapi aku tidak ksanggup. Aku mencoba mengumpulkan keberanianku tapi aku tetap tidak sanggup. Aku tidak ingin mati konyol terjatuh ke salah satu jurang disampingku. Aku harus sampai ke puncak tanpa seorangpun, tapi lagi-lagi aku tidak sanggup. Kenapa hanya aku yang harus mengalami kesulitan seperti ini? Kenapa orang lain bisa tertawa dengan langkah mereka?
Semua terjadi begitu acak, dan membingungkan. Tapi senang dengan jawabannya. Aku senang aku bukan hanya pelarian untuknya. Meskipun aku tidak tahu apakah itu kebenaran atau kebohongan. Dia membuatku senang. Trimakasih tuhan, sudah membuatnya jadi dekat denganku. (Entahlah, aku tidak tahu seperti apa diriku)
Komentar
Posting Komentar