The Lessons : Sebuah kenangan bersama Guru Favoritku di SMA

Sepanjang hidup, pelajaran sejarah sudah menjadi hal yang semakin hari semakin ruwet karena tanggal-tanggal cantik yang harus dihafal.  Sejauh perjalanan hidup, sejarah nyaris menjadi sangat membosankan dan paling ampuh bikin ngantuk.
 Tapi hal itu tidak terjadi hari ini. Pelajaran sejarah sungguh sangat menghanyutkanku, membuatku semakin menyatu dengan Indonesia. Negeri yang sangat ku cintai, meski penuh kekurangan disana-sini.
Memulai pelajaran dengan sejarah kerajaan islam pertama, Kerajaan Aceh Darussalam Ustadz Mahfuz Ihsan memberi stimulus sangat baik buat kami. Wah, kali ini alur sejarah teringat lebih mudah dari sebelumnya. Menceritakan sejarah Indonesia, mungkin sudah akan jadi hal biasa untuk kaum cendikiawan manapun, karena sejarah tertulis dan terawat dengan sangat baik, dapat menjadi perenungan sekaligus pedoman untuk hidup lebih baik dari sebelumnya, dalam semua hal, karena pengalaman banyak orang tentunya sangat berharga untuk orang lain.

Untungnya, sejarah terawat dengan baik, menjadi terjilid di buku literatur wajib siswa, dan menjadi lebih dekat dengan kita semua, para peserta didik. Tapi kemudian kita terusik dengan kenyataan bahwa banyak hal tidak diceritakan oleh buku wajib kita disekolah. Hal-hal yang menjadi begitu ditutup-tutupi dari orang banyak, padahal efek buruknya sungguh jauh dari batas kemanusiaan. Bagaimana kita memandang hal ini?

Banyak hal penting yang dampaknya menjadi legendaris, tetapi tidak banyak orang yang mengerti penyebabanya. Akhirnya sebagian masyarakat memandang sebelah mata jeritan rakyat miskin yang menjadi korban keserakahan orang asing dan kezaliman para pemimpin yang lalai. Kita tidak akan pernah cukup suci untuk menjadi seperti malaikat dan mengingatkan orang lain dengan wajah fantasi malaikat yang diciptkan imajinasi kita sendiri. Mengingatkan orang lain tidak pernah menunggu kita jadi orang suci untuk melakukannya. Wajib hukumnya kita saling mengingatkan. Apalagi ketika yang melakukan kelalaian adalah orang yang sangat berpengaruh pada kesejahteraan masyarkat banyak.

Diskusi dengan Ustadz Mahfuz entah mengapa mengalir menjadi lebih jauh, dan beliau membuka mata kami tentang kondisi Negeri Ibu Pertiwi ini. Negeri elok nan kaya yang sangat menyedihkan. Negeri kaya ini seharusnya bisa jadi negeri yang mandiri. Tidak perlu saling lempar batu kemudian sembunyi tangan. Kita hanya perlu introspeksi, dan lagi-lagi saling memperbaiki borok yang ada dimasing-masing hati kita. Hati yang masih terlalu cinta dunia. Hati yang masih bisa bahagia saat orang lain menderita. Hati yang tega melihat anak-anak kecil tidak sekolah dan meminta-minta disetiap lampu merah. Seharusnya kita lebih peka tentang perasaan orang lain. Bukankah kita bersaudara ? Tentu saja iya. Nusantara menakdirkan kita menjadi saudara untuk saling menjaga dan menyayangi, saling menjaga kepercayaan.
  Siang tadi Ustadz mengingatkan tentang  bagaimana bangsa lain menjajah kita saat ini. Pt Freeport yang ternyata disetujui kontrtak 125 tahunnya oleh Mantan Presiden Megawati Soekarno Putri. Anak dari seoarng Soekarno yang bahkan penggembor merdekanya kita dari penjajahan. Pt CPI yang beratus tahun menjajah kita, mengeksploitasi apa yang menjadi tempat hidup kita. Setelah masa kontrak sebelumnya(Pt Caltex)berakhir, kenapa dengan mudahnya kita setuju untuk dijajah lagi?

Ini membawaku bermimipi. Apa yang harus ku lakukan untuk negeriku yang sudah terluka terlalu lama ini? Ingin membuatnya tersenyum lagi, mensejahterakan nusantara yang damai.
Bak makan buah simalakama, membatalkan kontrak pastilah bukan hal yang mudah bagi urusan tambang yang sudah sebesar itu nilai finansialnya. Pernah berfikir ingin membuat konflik palsu dalam negeri, agar bisa mengubah status kontrak tambang itu menjadi terhapuskan. Tapi hal seekstrim itupun pastinya takkan mengembalikan apa yang menjadi hak kita. Kita melihat mereka mengambil kotak harta kita, dan mereka meniggalkan tanah rusak bekas galian mereka, ditaman bunga kita yang cantik. Halusnya, seperti itulah pengusaha asing. Dengan penuh rasa bosan saya mendengar lagi ternyata pemerintah kita masih mengelu-elukan aset negara ini untuk dijual ke pihak asing. Mau apa lagi?

Banyak orang berasumsi bahwa hal ini disebabkan SDM kita yang begitu rendah. Bisa diterima. Tapi apakah benar kita kekurangan orang cerdas?  sama sekali tidak. tidak ada yang salah dengan orang-orang pintar di negeri kita. Hanya saja orang-orang pintar itu tidak bercokol di politik. Tapi ini bukan ketimpangan. Karena hal selanjutnya yang kita butuhkan adalah pemimpin yang cerdas. Sudah banyak orang-orang cerdas  Indonesia melarikana diri ke tanah asing. SDM mereka sama sekali tidak buruk. Karena bahkan di negeri tempat di mana mereka, orang-orang pintar Indonesa terlempar, menjadi seolah mendapat anugerah karena kedatangan bangsa kita yang cerdas. Kita, bangsa yang santun dan senantiasa memberi manfaat pada bangsa lain. Yang lagi-lagi jadi masalah adalah terlalu murah manfaat yang dilakukan oleh orang yang berkuasa tapi dengan keuntungan yang ditujukan untuk kekayaan pribadi.

Di negeri kita, dengan sangat anti kita menolak PKI habis-habisan. PKI yang selalu menghalalkan berbagai cara untuk mencapai tujuan, partainya ,lembaganya dibenci. Tapi bagaimana ketika kita berkaca pada keadaan kita sekarang ? Bukankah kita begitu menggilai prakteknya PKI, meskipun kita sangat membenci antek-anteknya.

Orang berstatus kependudukan Indonesia, tetapi berdarah bangsa lain, ternyata menghianati tempat dimana ia telah bisa hidup. Tidak salah dulu nenek dan kakek kita mendiskriminasi. Mungkin saja nenek kakek kita sudah dapat wangsit, bahwa bangsa pendatang itu akan bekhianat pada negri statusnya, Indonesia.

Ya, beginilah negeri kita, sekarang. Semoga kita segera berani mandiri. Tidak perlu pihak asing lagi yang mengurusi kita makan. Percayalah, mereka tidak akan jadi ibu atau ayah yang baik untuk bangsa kita Indonesia. 

Komentar

  1. thanks brada :) Dalam perbaikan nih.

    BalasHapus
  2. ok, sama kalo gitu,..
    visit my blog,..
    :)

    BalasHapus
  3. I did. The blog is enjoyable,and it so meaningful. You put the good thing in there. And that is looks more boiled than mine. Hahaa. Maybe its because mine is in the different kind of blog -_-"

    BalasHapus

Posting Komentar