Tinta Merah Jambu


Manusia tidak pernah benar-benar mengerti apa yang dibutuhkan pada takdirnya. Percayalah!
Saat berumur 9 tahun, aku cukup terkejut saat mama membelikanku sandal datar. tidak seperti dulu-dulu, selalu sendal berhak yang menyebalkan. aku mencoba sandal teplok warna biru itu tanpa berkomentar apapun. hanya mengucapkan terima kasih mama dan kembali ke kamar untuk tidur siang. brangkali mama ingin aku tampil beda denga sendal baru ini.
 Waktu itu aku masih seorang gadis kecil lugu yang anggun sekali. Sangat suka mengenakan gaun,dan baju dengan motif bunga. tapi sejak kedatangan sendal teplok itu aku jadi berbeda. aku juga sedikit tidak mengerti kenapa perubahan yang terjadi begitu besar. Awalnya hanya karena sandal teplokku itu kebetulan terbawa oleh teman lelaki ke lapangan bola. aku yang waktu itu sangat jauh dengan olah raga, terutama sepak bola untuk kali pertamanya harus pergi ke lapangan bola. mencari-cari teman yang membawa sendalku itu. Aku merapatkan lima jari, membidik dengan tangan seperti posisi hormat bendera mencari-cari sipencuri  ke seluruh penjuru lapangan.

 Aha. Itu dia. Ternyata sendalku sudah dibawa ke seberang lapangan oleh teman sekelasku itu. Aku berlari menyusuri pinggiran lapangan, menuju sendal teplok baruku itu. Saat sedang berlari, sebuah bola menyenggol kakiku. teman-teman yang sedang bermain bola menyahut. "vion, ambilin bolanya dong." dengan malas kuambil bola yang sudah menggelinding agak jauh itu. kesal, tak ada seorangpun yang minta maaf,kutendang bola itu sekuat tenaga dan dari posisi dekat gawang yang satu, aku berhasil menendang bola itu ke gawang seberang, dan bola masuk gawang. teman-teman yang bermain bersorak takjub karena tendanganku barusan.
cuek saja, aku kembali mengejar sendal teplokku. Si pencuri tadi ternyata sejak tadi memperhatikanku,cewek gaun pink lembut yang tadi menendang bola. Aku berlari ke arahnya dan berhenti tepat di depannya. belum sempat bicara, dia lebih dulu."Wah, kamu hebat ya. aku belum pernah menendang Sekuat itu"."oh, keren ya? aku sih biasa aja. kenapa pakai sendalku?". tanyaku dengan mata setengah melotot ke arahnya sambil berkacak pinggang." oh, ini sendalmu ya.  Ku kira sendal brian. Warnanya sama sih. biasanya kita selalu ganti-gantian sendal pas jam ekskul.  

Komentar

  1. vion itu apa ??
    panggilan kecilmu ya ??

    BalasHapus
  2. vion ku ambil dari nama tokoh di sebuah novel yang karakternya hampir seperti aku di novel. di novel itu dion. ku ganti deh jadi vion di sini. begitu..

    BalasHapus
  3. hahhaa....
    ya lah kalo begitu..
    kirain apa pula....

    BalasHapus

Posting Komentar