Desprate

Ku timang-timang handmade kecil bergambar itu. Ragu ingin langsung memberikan padanya di depan teman-teman. Tak ku temukan juga saat yang tepat untuk memberikan handmade mungilku padanya. Gambar timbul sehelai daun dan petugas kebersihan. Sebenarnya daun nya lah yang esensial di sini. Aku hanya ingin memberi tahu bahwa dialah daun yang selama ini aku maksud. Tapi sulit sekali mengulurkan tanganku.
Dia berpindah-pindah posisi tegak,dan entahlah aku tak bisa mendeskripsikan tingkahnya itu.
Kemarin, seorang teman memberi tahuku tentang kedekatan si dia dengan seorang teman lain. Cemburu. Awalnya begitu. Kemudian temanku itu menceritakan bagaimana sebenarnya daun, dan semua itu sedikit banyaknya mengubah persepsiku tentang daun. Ilfil? tentu saja. Siapa sangka, seorang yang ku kira sangat tertutup itu ternyata bisa mengatakan banyak hal yang seharusnya disembunyikan, oleh orang yang sangat menjaga imej-nya.
Beberapa hari kemudian aku baru mengerti, bahwa sebenarnya aku tidak lebih baik dari daun. Menerima kekurangannya? Sudah pasti. Apa yang ku rasakan sangat elusiv.
Sejujurnya, aku sudah menemukan orang yang sesuai tipe-ku. Tapi sedikitpun aku tidak merasakan perasaan spesial untuk orang itu. Aku cuma merasakan perasaan spesial itu padanya.
Memalukan. Beberapa orang mungkin akan mencela kejujuranku, tentang perasaanku. Tapi siapa peduli? Aku menyukainya dengan caraku. Apapun kenyataan tentangnya,baik ataupun buruk hal itu, persepsiku ternyata bagaikan karang. Kokoh, rigid dan memiliki turgiditas yang tinggi.
Badai mungkin tak sanggup melumpuhkan persepsi baikku tentangnya. 

Komentar