Seribu Rumah

Maka sudah seribu rumah dimana aku merebahkan tubuh lalu menyebutnya tempat untuk "pulang".

Dimana yang ada adalah orang tua orang lain, dan bukan saudara kandungku.

Aku terbiasa berbaur dengan yang lain.
Meski tak sedikit hanya fisik yang membaur, tapi batinku melalang buana entah kemana.

Diantara seribu rumah, satulah yang asli. Rumah dimana serombongan keluarga mengantarkan cincin dan berikrar untuk meminangku.

Serombongan keluarga yang insyaallah akan menjadi keluargaku di masa depan.

Maka cerita ini tidak akan hanya tentang seribu rumah tapi juga tentang cinta.

Meski entah bila harus ku sebut begitu. Pria ini tidak hanya menentramkan dengan kesungguhannya, tapi juga sikap dan sifatnya.

Aku sudah menemukan "rumah".

Komentar